PenjuruNegeri.com – Kerinci – Pos Pemadam Kebakaran (Damkar) yang dibangun di Desa Simpang Empat Tanjung Tanah, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, kini menjadi potret menyedihkan dari sebuah proyek yang mangkrak. Meski dibangun sejak tahun 2016 dengan anggaran yang mencapai ratusan juta rupiah, hingga kini fasilitas tersebut belum juga berfungsi sebagaimana mestinya.
Bangunan yang semestinya menjadi garda terdepan dalam penanganan kebakaran itu justru terbengkalai. Terlihat tidak terawat, kosong tanpa petugas, dan tidak dilengkapi peralatan penunjang seperti mobil pemadam atau perlengkapan keselamatan lainnya. Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan besar dari masyarakat sekitar mengenai komitmen dan keseriusan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kerinci dalam menjamin keselamatan warganya.
Warga Desa Simpang Empat Tanjung Tanah menyayangkan kondisi tersebut. Menurut mereka, keberadaan pos damkar sangat penting mengingat lokasi desa yang cukup jauh dari pusat kota dan sulit dijangkau saat terjadi kebakaran. Dalam beberapa kejadian sebelumnya, keterlambatan tim pemadam akibat jarak dan aksesibilitas telah menyebabkan kerugian besar.
“Kalau bangunan ada tapi tidak difungsikan, untuk apa? Kami butuh aksi, bukan hanya proyek yang setengah jalan,” ujar salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Sejumlah pihak juga mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran pembangunan pos damkar tersebut. Dengan dana yang mencapai ratusan juta rupiah, publik berharap adanya fasilitas yang tidak hanya selesai dibangun secara fisik, tetapi juga berfungsi secara operasional.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak Pemda Kerinci mengenai alasan belum difungsikannya pos tersebut. Namun, masyarakat berharap agar pemerintah tidak tinggal diam dan segera mengambil langkah konkret untuk mengaktifkan pos damkar yang sudah hampir satu dekade terbengkalai.
Kisah Pos Damkar Danau Kerinci bukan sekadar soal bangunan tak terpakai. Ini adalah simbol dari harapan yang ditinggalkan, dan panggilan bagi pemerintah untuk lebih peduli pada keselamatan warganya. Jangan sampai ketika api menyala, yang tersisa hanya penyesalan karena kesiapan yang tak pernah nyata.

Tinggalkan Balasan