PenjuruNegeri.Com – Gaza — Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Gaza pada hari pertama perayaan Iduladha. Sedikitnya 38 warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, sementara puluhan lainnya mengalami luka serius.

Serangan ini terjadi pada dini hari Sabtu waktu setempat, ketika umat Muslim di Gaza tengah bersiap melaksanakan salat Iduladha. Ledakan mengguncang berbagai titik di Jalur Gaza, termasuk kamp pengungsian Jabalia dan daerah permukiman Khan Younis. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza, sebagian besar korban adalah warga sipil yang tidak terlibat dalam pertempuran.

Pemerintah Israel menyatakan bahwa serangan ini merupakan respons atas serangan roket yang ditembakkan dari wilayah Gaza ke kota Ashkelon dan Sderot beberapa hari sebelumnya. Militer Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan “fasilitas militer milik Hamas dan kelompok militan lainnya” yang mereka tuduh bertanggung jawab atas eskalasi terbaru.

“Israel akan terus mempertahankan warganya dari ancaman teror. Kami menargetkan infrastruktur militan, bukan warga sipil,” ujar juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, dalam konferensi pers di Tel Aviv.

Komunitas internasional mengecam keras serangan yang dilakukan pada hari suci umat Islam tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap meningkatnya jumlah korban sipil, dan menyerukan gencatan senjata segera.

“Kekerasan yang terus berulang hanya memperparah penderitaan masyarakat sipil, khususnya anak-anak dan perempuan. Kami menyerukan semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional,” ujar Dujarric.

Negara-negara seperti Turki, Indonesia, dan Qatar juga menyampaikan protes diplomatik dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil tindakan konkret.

Di tengah serangan udara, lembaga kemanusiaan melaporkan bahwa rumah sakit di Gaza mulai kewalahan menangani korban luka. Keterbatasan pasokan medis akibat blokade yang telah berlangsung selama bertahun-tahun memperparah situasi. Lebih dari 2.700 balita di Gaza dilaporkan mengalami malnutrisi akut, menurut laporan terbaru dari UNICEF.