PenjuruNegeri.Com – Beberapa hari terakhir, banyak orang membicarakan fenomena alam bernama aphelion. Ada yang mengira ini akan menyebabkan cuaca ekstrem, suhu dingin tiba-tiba, bahkan ada yang mengaitkannya dengan munculnya virus atau penyakit. Sebenarnya, apa itu aphelion? Perlukah kita khawatir?
Apa Itu Aphelion?
Aphelion adalah saat Bumi berada di titik paling jauh dari Matahari dalam orbit tahunannya. Orbit Bumi mengelilingi Matahari bukanlah lingkaran sempurna, melainkan sedikit lonjong (elips). Itulah sebabnya, ada waktu di mana Bumi lebih dekat ke Matahari (perihelion) dan waktu di mana Bumi lebih jauh dari Matahari (aphelion).
Pada tahun 2025 ini, aphelion terjadi pada tanggal 5 Juli 2025. Meski hanya satu hari puncaknya, efek posisi ini berlangsung beberapa minggu sebelum dan sesudah tanggal tersebut, sebagai bagian dari gerakan alamiah Bumi dalam orbitnya.
Apakah Aphelion Berbahaya?
Tidak. Aphelion bukan fenomena berbahaya. Ini adalah kejadian rutin setiap tahun dan tidak menimbulkan dampak besar pada kehidupan sehari-hari. Saat aphelion, jarak Bumi ke Matahari sekitar 152 juta kilometer, lebih jauh sekitar 5 juta kilometer dibanding saat perihelion di bulan Januari.
Namun, ini tidak menyebabkan cuaca ekstrem, suhu dingin mendadak, atau bencana alam.
Apakah Aphelion Ada Hubungannya dengan Virus atau Penyakit?
Tidak ada hubungannya sama sekali. Aphelion adalah fenomena alamiah dan astronomis, sementara virus seperti COVID-19 (corona) disebabkan oleh infeksi biologis yang tidak berkaitan dengan posisi Bumi terhadap Matahari.
Jadi, jika ada informasi yang menyebut aphelion bisa menyebabkan munculnya virus atau penyakit baru, itu hoaks atau informasi yang menyesatkan.
Mengapa Cuaca Terasa Dingin di Musim Aphelion?
Beberapa wilayah di Indonesia mungkin mengalami cuaca lebih dingin di bulan Juli. Tapi ini bukan karena aphelion, melainkan karena:
-
Musim kemarau sedang berlangsung di Indonesia.
-
Angin monsun timur membawa udara dingin dari Australia yang sedang musim dingin.
Jadi, dinginnya cuaca di Indonesia saat ini bukan karena Bumi menjauh dari Matahari, melainkan karena pengaruh musim dan angin musiman.

Tinggalkan Balasan