PenjuruNegeri.Com – KOTA JAMBI – Di tengah hiruk pikuk kehidupan Kota Jambi, suara penolakan dari warga Aur Kenali kian lantang terdengar. Mereka tak sedang berbicara soal politik atau harga kebutuhan pokok. Mereka bicara tentang udara yang akan mereka hirup setiap hari, tentang air sungai yang mungkin tak lagi jernih, dan tentang masa depan anak-anak mereka yang terancam oleh rencana pembangunan stockpile batu bara milik PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS).
“Kami bukan anti-investasi, tapi tolonglah… jangan letakkan tumpukan batu bara di tengah rumah-rumah kami,” ujar seorang tokoh pemuda yang matanya tampak berkaca-kaca saat diwawancarai.
Stockpile itu direncanakan berdiri di kawasan Aur Kenali, Telanaipura — daerah padat penduduk, dekat sekolah, dan tak jauh dari sungai Batanghari, nadi kehidupan masyarakat Jambi. Bagi warga, ini bukan hanya tentang polusi, tapi soal bagaimana keputusan bisnis bisa mengorbankan nyawa secara perlahan.
“Batanghari adalah urat nadi kami. Jika ia rusak, maka hancurlah ekosistem kita. Apakah kita rela mewariskan sungai beracun pada anak cucu?” tambah warga lainnya dengan nada prihatin.
Tak hanya pengamat lingkungan yang menolak, masyarakat dari berbagai kalangan ikut bersuara. menyampaikan peringatan keras. “Kalau Pemkot Jambi tidak segera bertindak, akan ada gejolak sosial. Warga sudah muak. Harus ada tindakan nyata, bukan sekadar janji.”
Mereka meminta Wali Kota Jambi, Maulana, turun tangan secara langsung dan tidak hanya duduk di balik meja. “Jangan sampai kekhawatiran kami menjadi kenyataan. Jangan tunggu ada korban. Tutup total stockpile itu sebelum terlambat,” tegas tokoh masyarakat lainnya.
Kini, masyarakat Jambi menunggu, berharap suara mereka tak dibungkam oleh suara mesin dan aroma uang. Mereka hanya ingin hidup tenang, dengan udara yang bersih, sungai yang jernih, dan masa depan yang lebih cerah untuk generasi berikutnya.

Tinggalkan Balasan