PenjuruNegeri.Com – JAMBI Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali melanda sejumlah wilayah di Provinsi Jambi. Hingga hari ini, tercatat lebih dari 170 hektare lahan terbakar di dua kabupaten: Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat. Kondisi ini semakin memprihatinkan seiring cuaca panas ekstrem dan keterbatasan akses pemadaman.

Kawasan Desa Gambut Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi menjadi titik terparah. Sedikitnya 150 hektare lahan gambut telah hangus terbakar. Kondisi serupa juga terjadi di Desa Pematang Lumut, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dengan area terbakar seluas 20 hektare.

“Ini hari ketiga, tapi api masih sulit dikendalikan karena sumber air minim dan medan sangat sulit ditembus,” ujar seorang petugas Manggala Agni yang terlibat dalam pemadaman.

Tim gabungan dari BPBD, TNI–Polri, Manggala Agni, serta masyarakat setempat dikerahkan ke lokasi. Di Tanjung Jabung Barat, pemadaman dibantu dengan helikopter water bombing yang disediakan oleh perusahaan HTI, PT WKS. Meski begitu, cuaca panas dan angin kencang membuat upaya pemadaman belum optimal.

Kabut asap tipis mulai tercium di beberapa wilayah sekitar, termasuk Kota Jambi dan sebagian Muaro Jambi. Dinas Kesehatan setempat mengingatkan warga untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar dan memantau anak-anak serta lansia dari risiko infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Berdasarkan citra satelit BMKG dan ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC), sejumlah hotspot aktif terpantau di Jambi, terutama di wilayah yang sama dengan kebakaran lapangan. Gambar satelit malam ini menunjukkan peningkatan intensitas panas di kawasan lahan gambut Muaro Jambi.

Sejak awal Juli, Pemerintah Provinsi Jambi telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla. Penegakan larangan pembakaran lahan digencarkan, termasuk patroli rutin dan pemantauan drone.

“Kami mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan api. Sekecil apa pun titik api bisa menjadi bencana besar,” tegas Kepala BPBD Jambi dalam keterangannya.