PenjuruNegeri.Com – BATANG HARI – Keluhan masyarakat terhadap layanan kesehatan kembali menyeruak ke permukaan. Kali ini, keluhan datang dari Ani (47), warga Desa Tenam, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari, yang harus menahan sakit tanpa penanganan medis karena dokter gigi di Puskesmas Tenam tidak berada di tempat.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa lalu (15/7/2025), ketika Ani datang dengan harapan mendapatkan perawatan gigi. Namun harapannya pupus setelah menunggu lebih dari 30 menit tanpa kejelasan.
“Saya tunggu lama, tapi dokter giginya tidak datang-datang. Sakit gigi saya malah makin menjadi. Akhirnya saya beli obat sendiri di warung,” ujarnya kecewa.
Investigasi tim media mengungkap, satu-satunya dokter gigi di Puskesmas Tenam, drg. Lidya, ternyata sedang ditugaskan sementara ke Puskesmas Muara Bulian. Penugasan ini bukan tanpa alasan. Rekan sejawatnya di Muara Bulian sedang cuti, dan demi menutupi kekosongan layanan, Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari menginstruksikan rotasi dokter.
Kepala Puskesmas Tenam, drg. Prabowo Bomazdi Cahyo, membenarkan bahwa dirinya menerima instruksi tersebut.
“Benar, itu penugasan dari Dinas. Kebetulan saya juga dokter gigi, jadi secara fungsional masih bisa melayani. Tapi memang situasinya tidak ideal,” jelas drg. Prabowo saat dihubungi via WhatsApp.
Ketika ditanya mengapa tidak menolak penugasan yang jelas berpotensi mengganggu pelayanan di wilayahnya sendiri, drg. Prabowo hanya menegaskan bahwa instruksi tersebut datang langsung dari atasan.
“Itu sudah perintah dari Dinas,” tambahnya singkat.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Muara Bulian, Hadi Purnama, S.KM., menyatakan bahwa cuti adalah hak setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Kalau ada yang cuti, kami tinggal minta pengganti ke Dinas. Itu prosedurnya,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Batang Hari, dr. Bebi Andihara, menuturkan bahwa penugasan drg. Lidya dilakukan sesuai aturan. Ia juga menyoroti bahwa Kepala Puskesmas, meskipun memiliki tugas administratif, tetap berperan sebagai tenaga medis aktif.
“Secara struktural memang Kepala Puskesmas, tapi secara fungsional tetap dokter gigi. Itu yang menjadi dasar penugasan,” terangnya.
Namun fakta di lapangan mengungkap realitas yang lebih kompleks. Di Puskesmas Tenam hanya ada dua dokter gigi, satu di antaranya juga memegang jabatan Kepala Puskesmas. Di Puskesmas Muara Bulian, hanya satu dokter gigi melayani delapan wilayah: empat desa dan empat kelurahan.
Lebih dari itu, data menunjukkan ada setidaknya empat Kepala Puskesmas di Batang Hari yang merangkap sebagai dokter gigi. Fenomena ini memperlihatkan ketimpangan distribusi tenaga medis, khususnya di bidang kesehatan gigi — layanan yang selama ini sering diposisikan sebagai sekunder, padahal sangat penting untuk kesehatan menyeluruh.
Situasi ini menjadi cerminan bagaimana lemahnya sistem penempatan dan distribusi tenaga medis di daerah. Jika tidak segera ditangani, kekecewaan masyarakat seperti yang dirasakan Ani akan terus berulang — dan rasa percaya pada layanan publik pun kian tergerus.

Tinggalkan Balasan