Penjuru Negeri.Com – KERINCI Aroma busuk korupsi kembali menyeruak di Bumi Sakti Alam Kerinci. Di balik rencana mulia penerangan jalan umum (PJU) yang dijanjikan menyinari desa dan kecamatan, tersimpan skenario kotor yang diduga dirancang rapi dari balik meja pejabat.

Pada Kamis (3/7/2025), Kejaksaan Negeri Sungai Penuh mengguncang publik dengan penetapan 7 tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan lampu jalan senilai Rp5,5 miliar di Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci tahun anggaran 2023. Di antaranya adalah Heri Cipta, Kepala Dinas Perhubungan, dan Nel Edwin, Kepala Bidang Lalu Lintas. Keduanya bukan nama asing—dan kini berstatus tersangka korupsi bersama lima rekanan dari swasta.

“Mereka tidak hanya merampas uang negara, mereka mencuri hak warga untuk mendapat terang di malam hari,” tegas Kepala Kejari Sungai Penuh dalam konferensi pers yang digelar penuh ketegangan.

Proyek yang seharusnya melalui tender terbuka justru dipreteli menjadi 41 paket kecil, lalu diberikan lewat mekanisme penunjukan langsung (PL)—seolah hanya proyek biasa. Padahal, nominal totalnya mencapai Rp5,5 miliar!

Celakanya lagi, berdasarkan pemeriksaan tim Kejari, banyak dari proyek itu tidak sesuai spesifikasi teknis, sehingga lampu-lampu yang dipasang tidak layak fungsi. Bahkan, ada dugaan proyek fiktif—lampu dilaporkan dipasang, tapi di lapangan gelap gulita tetap menyelimuti.

Audit awal menunjukkan potensi kerugian negara mencapai Rp2,7 miliar—angka yang luar biasa besar bagi daerah sekecil Kerinci.

“Kami menemukan persekongkolan sistematis antara pejabat pengguna anggaran dan pihak kontraktor,” kata jaksa penyidik.

Mereka diduga membentuk jejaring gelap yang menyusun laporan palsu, mengatur pemenang proyek, dan menyedot anggaran publik demi keuntungan pribadi.

Ketujuh tersangka kini telah ditahan selama 20 hari ke depan di Rutan Kelas II B Sungai Penuh. Mereka dikenai pasal berat: UU Tipikor dan Pasal 55 KUHP tentang persekongkolan kejahatan.

Di beberapa desa, warga marah dan kecewa. “Kami tidak butuh janji. Kami butuh lampu! Jalanan di sini masih gelap, dan katanya sudah habis miliaran?” ujar seorang warga Semurup, yang enggan disebut namanya karena takut intimidasi.