Penjuru.Negeri.Com – Jakarta – Gelombang protes yang melanda Indonesia sejak akhir Agustus terus meluas dan menimbulkan korban. Amnesty International mencatat 8 orang tewas, sementara KontraS melaporkan 20 orang masih hilang usai bentrokan di berbagai daerah.
Salah satu insiden paling menyita perhatian adalah kematian Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek daring yang terlindas kendaraan taktis Brimob saat berusaha menyelamatkan diri. Rekaman peristiwa itu memicu simpati luas dan memperbesar eskalasi aksi di banyak kota.
Awal protes dipicu oleh kebijakan tunjangan perumahan Rp50 juta per bulan untuk anggota DPR. Massa menilai keputusan itu tidak sejalan dengan kondisi ekonomi rakyat. Unjuk rasa kemudian merebak ke 32 provinsi, melibatkan mahasiswa, pekerja, hingga kelompok sipil.
Dampak kerusuhan juga terasa di sektor ekonomi. Sejumlah gedung parlemen daerah dibakar, kerugian ditaksir mencapai USD 3,3 juta, sementara nilai tukar rupiah dan indeks saham sempat anjlok.
Presiden Prabowo Subianto merespons dengan memangkas fasilitas anggota DPR dan menghentikan perjalanan luar negeri parlemen. Namun langkah itu dinilai belum cukup menjawab tuntutan masyarakat.
Sementara itu, PBB dan organisasi HAM internasional mendesak investigasi independen atas dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat. Pemerintah menegaskan polisi bertindak sesuai prosedur, tetapi kelompok sipil menilai pendekatan represif justru memperuncing ketegangan.
Situasi masih dinamis. Sejumlah aksi lanjutan diperkirakan berlangsung di sekitar kampus dan pusat kota, sementara masyarakat menunggu langkah konkret pemerintah untuk meredakan krisis yang kian menjadi sorotan dunia.
