“Dalam berbagai ritual adat, pangan selalu hadir sebagai simbol dan sarana pelestarian nilai. Melalui Gerakan Pangan Nusantara ini, kami ingin mengangkat kembali ragam pangan lokal agar tidak hanya bertahan di desa, tetapi juga hadir di ruang publik nasional. Harapannya, kemandirian pangan bisa terwujud dengan tetap berpijak pada kekayaan tradisi,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Adat Desa Pulau Tengah, Depati Gento Rajo H. Yansen Mascolori, S.Pd. Ia menilai GPLN menjadi momentum penting bagi masyarakat adat dalam menjaga warisan nenek moyang.
“Alhamdulillah, Desa Pulau Tengah dipercaya menjadi tuan rumah. Harapan kami, kegiatan ini bisa berlanjut ke desa-desa lain di Kecamatan Jangkat agar kuliner tradisional tetap lestari untuk generasi mendatang,” ungkapnya.
Inspirasi untuk Desa-desa Nusantara
Dengan antusiasme masyarakat yang begitu besar, GPLN di Merangin tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya kuliner, tetapi juga mendorong lahirnya kemandirian pangan berbasis lokal. Kementerian Kebudayaan berharap kegiatan serupa dapat terus bergulir di berbagai daerah, menjadi inspirasi bagi desa-desa Nusantara untuk menjadikan pangan lokal sebagai identitas sekaligus sumber kesejahteraan.


