PenjuruNegeri.Com – Jakarta – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan para kepala daerah agar menahan diri dari menggelar pesta mewah maupun kegiatan seremonial berlebihan. Menurutnya, situasi sosial saat ini sensitif dan mudah dipicu hanya oleh satu unggahan di media sosial.

“Jangan sampai ada pesta dengan hiburan besar-besaran. Itu bisa diviralkan, dipotong-potong, lalu menjadi amunisi untuk menyerang,” ujar Tito dalam arahannya kepada para kepala daerah.

Mendagri menilai gaya hidup glamor pejabat daerah—mulai dari pesta ulang tahun meriah, pamer perhiasan, hingga konvoi kendaraan mewah—dapat menimbulkan persepsi negatif di masyarakat. Karena itu, ia menekankan pentingnya kesederhanaan.

Perayaan Sederhana Lebih Bermakna

Sebagai alternatif, Tito menyarankan agar kepala daerah merayakan momentum penting dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti tumpengan, doa bersama, atau memberikan santunan kepada anak yatim. “Itu justru lebih diapresiasi publik daripada pesta musik dengan biaya besar,” tegasnya.

Larangan Flexing dan Perjalanan Luar Negeri

Selain pesta mewah, Tito juga meminta pejabat daerah dan keluarganya berhenti melakukan “flexing” atau pamer harta. Jam tangan bermerek, kendaraan mewah, atau perhiasan mencolok sebaiknya dihindari untuk mencegah kecemburuan sosial.
Ia juga mengingatkan agar kepala daerah menunda perjalanan ke luar negeri, demi menjaga stabilitas di daerah masing-masing.

Era Viral, Pejabat Dituntut Rendah Hati

Menurut Tito, di era media sosial, citra pejabat sangat mudah terbentuk dari satu potongan video. Karena itu, ia menekankan agar kepala daerah berhati-hati dalam bersikap. “Jangan memberi bahan bakar untuk diviralkan. Lebih baik tampil sederhana dan dekat dengan rakyat,” pungkasnya.