PenjuruNegeri.Com – Jakarta – Gelombang penjarahan rumah pejabat negara akhir Agustus lalu tidak hanya meninggalkan kerugian materi. Bagi sejumlah anggota DPR RI, tragedi itu justru menjadi titik balik karier politik mereka. Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Uya Kuya, dan Eko Patrio kini resmi dinonaktifkan dari jabatan sebagai legislator.
Insiden bermula pada 30 Agustus 2025, ketika rumah Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dijarah massa. Aset pribadi raib, mulai dari barang elektronik hingga koleksi action figure Iron Man. Rumah Nafa Urbach pun tak luput dari amukan. Nama Uya Kuya dan Eko Patrio kemudian ikut masuk daftar pejabat yang terdampak gelombang penonaktifan oleh partai.
Parpol Ambil Langkah Tegas
Tempat keempat legislator itu bernaung, akhirnya mengambil keputusan keras. Per 1 September 2025, Jajaran DPP mengumumkan bahwa Sahroni, Nafa, Uya, dan Eko resmi dinonaktifkan dari DPR RI periode 2024–2029.
Para petinggi parpol menegaskan langkah ini diambil untuk meredam keresahan publik. “Partai harus mendengarkan suara rakyat. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral,” ujarnya salah seorang petinggi parol, Hermawi Taslim (Sekjen NasDem).
Bagi Sahroni, langkah ini melengkapi pencopotannya dari jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR beberapa hari sebelumnya. Sedangkan bagi Nafa, Uya, dan Eko, ini menjadi pukulan awal di masa pengabdian mereka yang relatif singkat di parlemen.
Suasana Senayan: Ruang Sepi, Pintu Terkunci
Liputan di Kompleks Parlemen Senayan menggambarkan situasi muram.
- Ruang Ahmad Sahroni di lantai 23, nomor 2311, terkunci rapat. Plang nama masih ada, tetapi tanpa aktivitas.
- Ruang Nafa Urbach di lantai 22, nomor 2227, juga tertutup. Barang-barang masih tersimpan, namun sang legislator tak terlihat.
- Ruang Uya Kuya berada di lantai 23, nomor 2322. Kondisinya sama: sepi, tertutup, dan jarang digunakan sejak nonaktifan.
- Ruang Eko Patrio, lantai 23 nomor 2312, juga tampak lengang. Beberapa staf internal menyebutkan Eko sudah jarang datang sejak pengumuman partai.
“Sejak tanggal satu, suasana di lorong itu terasa kosong. Ruangan mereka semua terkunci,” tutur seorang petugas kebersihan kepada awak media.
