PenjuruNegeri.Com – KERINCI – Suasana di depan gerbang SMAN 6 Kerinci, Desa Tanjung Tanah berubah menjadi lautan suara protes. Ratusan siswa turun ke jalan, menggelar aksi demonstrasi menuntut agar kepala sekolah mereka, Azwrdi, segera dicopot dari jabatannya.

Aksi yang berlangsung damai namun penuh emosi itu dipicu kekecewaan mendalam. Para siswa merasa keberadaan kepala sekolah justru membuat mutu pendidikan merosot drastis. Dengan lantang mereka meneriakkan tuntutan, mengibarkan poster, dan membentangkan spanduk bertuliskan:

“Turunkan Kepala Sekolah!”
“Bukan Maju, Justru Hancur!”
“Kami Butuh Pemimpin, Bukan Beban!”

Jarang Masuk, Siswa Merugi

Sejumlah siswa mengungkapkan bahwa sang kepala sekolah jarang hadir menjalankan tugasnya. Ironisnya, dalam dua bulan terakhir, Azwrdi hanya tercatat hadir enam kali.

“Bagaimana kami bisa belajar dengan baik kalau kepala sekolah tidak pernah ada di tempat? Kami merasa dirugikan. Bukannya memajukan sekolah, malah membuat kami terpuruk,” ungkap seorang siswa dengan nada kesal.

Guru pun Resah

Tak hanya siswa, para guru juga ikut buka suara. Mereka menuding Azwrdi kerap menyalahgunakan wewenang. Beberapa guru menyebut ia sering meminjam uang secara paksa kepada rekan kerja maupun memanfaatkan dana internal sekolah.

“Uang koperasi, uang seragam, bahkan dana sosial yang seharusnya untuk siswa, pernah ia pinjam. Tapi sampai sekarang tidak ada yang dikembalikan,” ujar seorang guru yang meminta namanya tidak disebutkan.

Kondisi ini, kata para guru, menimbulkan keresahan. Hubungan kerja menjadi tidak sehat, dan kepercayaan terhadap pemimpin sekolah semakin terkikis.

Terjerat Utang, Didatangi Debt Collector

Lebih jauh, berkembang kabar bahwa Azwrdi juga memiliki banyak utang pribadi di luar sekolah. Hal ini membuatnya kerap dikejar debt collector, bahkan sampai mendatangi lingkungan sekolah. Situasi tersebut dinilai sangat memalukan dan mengganggu kenyamanan proses belajar mengajar.

“Sekolah seharusnya menjadi tempat yang tenang bagi siswa, bukan malah jadi sorotan karena masalah pribadi kepala sekolah,” ucap seorang wali murid dengan nada kecewa.

Sinyal Darurat Kepemimpinan

Aksi protes ini menjadi peringatan keras terhadap pihak terkait, khususnya Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Para siswa dan guru berharap ada langkah tegas untuk menyelamatkan marwah sekolah dan memulihkan mutu pendidikan.

“Kami sudah muak. Kalau tidak segera ada tindakan, pendidikan di sekolah ini bisa semakin hancur,” seru salah satu perwakilan siswa dalam orasi.

Gelombang protes yang datang langsung dari siswa dan guru menjadi sinyal kuat bahwa krisis kepemimpinan di SMAN 6 Kerinci sudah mencapai titik kritis dan tidak bisa lagi dibiarkan.