PenjuruNegeri.Com – Jambi – Proyek jalan khusus batu bara yang digadang-gadang sebagai “jalan penyelamat” Provinsi Jambi dari kemacetan dan konflik sosial kini memasuki babak krusial. Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan jalan sepanjang 101 kilometer ini bisa mulai difungsikan pada akhir Juli 2025.

Namun, muncul pertanyaan besar di tengah publik: Akankah target ini benar-benar tercapai?

Progres Fisik Cukup Signifikan, Tapi…

Memang tak bisa dipungkiri, capaian fisik proyek ini cukup mengesankan. Berdasarkan data terakhir, sekitar 72 kilometer jalan sudah selesai dikeraskan dan siap dilalui kendaraan berat. Underpass yang sebelumnya menjadi kendala juga sudah rampung.

Tapi ada sisa 29 kilometer jalan yang belum dibangun karena masih terkendala izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (PPKH). Perizinan ini bukan perkara teknis biasa — melibatkan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang prosedurnya tidak bisa dipangkas sembarangan.

“Kalau izin belum keluar, ya kami tidak bisa kerja di area itu,” ujar salah satu pelaksana proyek yang enggan disebutkan namanya.

Jembatan Sungai Tembesi Jadi Penentu

Selain urusan izin, pembangunan jembatan besar di Sungai Tembesi juga masih berjalan. Jembatan ini merupakan salah satu titik kritis yang menjadi penghubung utama jalur logistik batu bara ke pelabuhan.

Proyek jembatan yang digarap oleh PT Kedaton dengan anggaran Rp 60 miliar ini ditargetkan selesai dalam waktu yang sangat sempit: kurang dari satu bulan dari sekarang.

Pertanyaannya: apakah itu realistis?

Gubernur Optimis, Publik Menunggu Bukti

Gubernur Jambi, Al Haris, menyatakan optimisme bahwa jalan bisa segera difungsikan, meskipun belum 100 persen selesai. “Kita gunakan yang sudah bisa dilewati dulu. Sisanya disempurnakan sambil jalan,” katanya dalam kunjungan lapangan pekan lalu.

Pernyataan ini tentu memberi harapan, tapi sekaligus menimbulkan kekhawatiran. Sebab penggunaan jalan yang belum sepenuhnya siap justru bisa menimbulkan masalah teknis, bahkan keselamatan, terutama jika truk-truk besar dipaksa melintas di jalur belum stabil.

Harapan Rakyat: Tak Lagi Janji, Tapi Bukti

Warga Jambi sudah lama menantikan hadirnya jalan khusus ini. Sejak bertahun-tahun, mereka hidup berdampingan dengan kemacetan akut, kerusakan jalan, dan konflik sosial akibat truk-truk batu bara yang melintasi jalan umum.

Kini saatnya pemerintah menjawab harapan itu — bukan dengan janji manis, tapi dengan kejelasan dan kejujuran soal progres proyek yang sebenarnya.

POIN PENTING

  • Progres jalan: 72 km selesai, 29 km belum dibangun
  • Izin hutan (PPKH): Masih dalam proses pusat
  • Jembatan Tembesi: Dalam konstruksi, target akhir Juli
  • Potensi risiko: Tekanan waktu bisa timbulkan ketidaksiapan teknis
  • Publik menunggu: Jalan bisa digunakan tanpa mengorbankan keselamatan

Jadi, akankah jalan khusus batu bara benar-benar rampung dan bisa difungsikan akhir Juli ini? Waktu yang akan menjawab — tapi publik berhak untuk terus memantau dan mempertanyakan.