PenjuruNegeri.Com – JAMBI — Wabah demam berdarah dengue (DBD) kembali menghantui Provinsi Jambi. Hingga pertengahan Juli 2025, Dinas Kesehatan Kota Jambi mencatat sebanyak 325 kasus DBD dengan 4 korban meninggal dunia, termasuk seorang bayi berusia 8 bulan. Lonjakan ini menempatkan Kota Jambi sebagai wilayah dengan kasus tertinggi di provinsi tersebut, memicu peringatan serius dari otoritas kesehatan.

🔴 Kota Jambi Jadi Episentrum Penyebaran

Wilayah Kecamatan Alam Barajo, terutama Perumahan Permata Land dan Kelurahan Bagan Pete, teridentifikasi sebagai zona merah penyebaran DBD. Di daerah ini, ditemukan lebih dari 5 kasus dalam satu bulan dengan lingkungan yang dipenuhi genangan air, tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dengan cepat.

Menurut dr. Rini Kartika, Kabid P2P Dinkes Kota Jambi, pihaknya telah melakukan fogging terbatas dan membagikan abate ke warga. Namun, ia menegaskan bahwa “fogging bukanlah solusi utama jika lingkungan masih menjadi sarang jentik nyamuk.”

📉 Peta Penyebaran di Provinsi Jambi

Data dari BPS dan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi menunjukkan persebaran DBD di kabupaten/kota sebagai berikut:

Wilayah Kasus Terkini Status Risiko
Kota Jambi 325 kasus Sangat Tinggi
Batang Hari ±59 kasus Sedang
Muaro Jambi ±37 kasus Sedang
Tanjung Jabung Timur/Barat Belum tersedia lengkap Waspada

Distribusi spasial menunjukkan bahwa kawasan urban seperti Kota Jambi lebih rentan karena tingginya kepadatan penduduk dan lingkungan yang kompleks. Sementara itu, daerah semi-urban seperti Batang Hari dan Muaro Jambi menunjukkan tren peningkatan kasus sejak awal tahun.

🔬 Mengapa Kasus Terus Meningkat?

  • Musim hujan dan perubahan iklim mikro menciptakan banyak genangan air, tempat ideal nyamuk berkembang biak.

  • Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dari sarang nyamuk.

  • Perumahan padat dan saluran air buruk, seperti di beberapa area Kota Jambi, memperburuk situasi.

⚠️ Gejala yang Harus Diwaspadai

Warga diminta segera memeriksakan diri jika mengalami gejala berikut: