PenjuruNegeri.Com – Atacama, Chile – Langit malam Gurun Atacama kembali mempersembahkan tontonan spektakuler. Pada awal Agustus (06/25), seorang fotografer astronomi berhasil mengabadikan fenomena kosmik langka: cahaya zodiakal yang bersilangan dengan pita Bima Sakti, membentuk pola menyerupai huruf “X” raksasa yang memesona di atas Observatorium Cerro Tololo Inter-American (CTIO).
Foto tersebut sontak menjadi sorotan dunia sains dan pecinta astronomi, bahkan ditampilkan oleh media internasional seperti Live Science dan Space.com.
Apa Itu Cahaya Zodiakal?
Cahaya zodiakal (zodiacal light) bukan berasal dari bintang atau galaksi. Fenomena ini muncul dari pantulan sinar Matahari oleh debu kosmik—sisa tabrakan asteroid dan komet—yang beterbangan di sepanjang bidang orbit planet (ecliptic plane).
Bagi mata telanjang, cahaya ini tampak seperti pilar sinar samar berbentuk segitiga, muncul setelah senja di langit barat atau sebelum fajar di langit timur. Karena sangat redup, cahaya ini hanya bisa disaksikan dari lokasi dengan langit super gelap dan bebas polusi cahaya.
Tak heran, Gurun Atacama di Chile menjadi lokasi ideal. Berada di ketinggian 2.200 meter, dengan udara kering, curah hujan minim, dan langit gelap total, Atacama memang dijuluki “surga astronomi dunia”.
Pertemuan Langka dengan Bima Sakti
Biasanya cahaya zodiakal hanya terlihat sendirian. Namun pada malam itu, sinarnya bersilangan dengan pita terang Bima Sakti yang membentang melintasi langit selatan.
Hasilnya? Ilusi kosmik berbentuk huruf “X” raksasa. Fenomena langka ini disebut sebagai “cosmic crossroads” (persimpangan kosmik), momen yang jarang bisa ditangkap kamera.
“Silangan dua cahaya kosmik ini ibarat dua jalan raya galaksi yang berpapasan di langit. Sangat menakjubkan, dan hanya bisa dilihat dari lokasi tertentu dengan kondisi sempurna,” tulis salah satu media sains internasional.
Kapan Bisa Terlihat Lagi?
Fenomena cahaya zodiakal sebenarnya dapat dilihat setiap tahun, terutama:
- Maret–April (setelah senja di arah barat).
- September–Oktober (sebelum fajar di arah timur).
Namun, momen silang dengan Bima Sakti seperti yang terjadi 6 Agustus lalu sangat jarang. Berdasarkan perhitungan astronomi, peluang besar berikutnya diperkirakan akan terjadi pada Juli–Agustus 2026, terutama dari lokasi langit gelap di belahan Bumi selatan seperti Chile, Namibia, atau Australia.
Tak hanya ilmuwan, wisatawan pun bisa ikut menikmati keajaiban ini. Di San Pedro de Atacama, banyak penyedia tur menawarkan paket “starbathing” – berbaring di bawah langit malam, ditemani teleskop dan pemandu astronomi.
Selain Bima Sakti dan cahaya zodiakal, pengunjung bisa menyaksikan planet, nebula, bahkan galaksi jauh yang tak mungkin terlihat dari kota besar.
Fenomena ini bukan sekadar tontonan indah. Cahaya zodiakal memberi ilmuwan informasi tentang debu antarplanet dan sejarah tata surya. Sementara bagi masyarakat umum, peristiwa langka seperti ini menjadi pengingat betapa luasnya jagat raya dan betapa kecilnya Bumi dalam peta kosmos.
