PenjuruNegeri.Com – Pekan Baru – Pemerintah Indonesia mempercepat pemulihan lebih dari 40.000 hektar lahan rusak di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Langkah ambisius ini merupakan bagian dari upaya penyelamatan salah satu paru-paru Sumatera sekaligus melindungi habitat satwa langka seperti harimau dan gajah Sumatera.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tesso Nilo menghadapi ancaman serius akibat pembalakan liar dan pembukaan lahan ilegal. Kawasan hutan hujan dataran rendah ini, yang pernah menjadi salah satu surga keanekaragaman hayati, kini banyak kehilangan tutupan hutannya.
Menurut pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), restorasi Tesso Nilo bukan sekadar menanam pohon baru. Program ini mencakup pengawasan ketat untuk menghentikan perambahan, penegakan hukum tegas, hingga melibatkan masyarakat sekitar dalam upaya pengelolaan hutan secara berkelanjutan.
“Kami ingin memulihkan ekosistem Tesso Nilo dan melibatkan warga lokal agar mereka ikut menjaga hutan ini. Dengan begitu, restorasi berjalan efektif dan berkelanjutan,” ungkap salah satu pejabat KLHK.
Pemerintah juga memperkuat patroli dan memperketat izin pemanfaatan lahan agar laju kerusakan bisa ditekan. Selain itu, program hutan kemasyarakatan didorong untuk memberi warga lokal sumber penghidupan alternatif sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab menjaga kelestarian kawasan.
Para aktivis lingkungan menyambut baik langkah pemerintah ini. Mereka menilai bahwa Tesso Nilo harus diselamatkan segera sebelum kerusakan meluas dan membawa dampak lebih serius, baik secara ekologis maupun terhadap perubahan iklim.
Sebagai salah satu kawasan konservasi paling vital di Sumatera, upaya pemulihan Tesso Nilo diharapkan bisa menjadi contoh nyata kolaborasi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan lingkungan demi masa depan bumi.

Tinggalkan Balasan